Menulis kini menjadi kegiatan penting bagi hampir semua orang. Terlebih bagi orang-orang yang berprofesi sebagai public relations (PR) atau humas, baik di lembaga pemerintah maupun perusahaan swasta.
Melalui tulisan, diseminasi atau penyebaran informasi bisa dilakukan. Dengan begitu, informasi yang dihadirkan bisa segera diketahui oleh banyak orang melalui saluran atau medium yang biasa digunakan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, PR atau humas diharuskan akrab dengan kegiatan menulis. Menulis ini merupakan bagian dari kegiatan mengemas informasi yang relevan untuk disampaikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Untuk kalangan media, biasanya informasi resmi dari sebuah lembaga disajikan dalam bentuk siara pers atau biasa disebut dengan press release.
Agar informasi yang disampaikan dalam siaran pers tersebut mudah dipahami, tidak menimbulkan salah tafsir atau pengertian, dan bisa dipertanggungjawabkan, maka orang yang bertugas untuk menyusun siaran pers ini harus memiliki kapasitas khusus dalam hal menulis untuk media. Kapasitas menulis ini bisa dilatih dari waktu ke waktu. Bagi yang tidak punya banyak waktu untuk belajar, ada sejumlah panduan yang bisa dijadikan acuan jika hendak menulis siaran pers atau press release.
Menurut Soemirat dan Ardianto (2004) press release adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public Relations (PR) suatu organisasi atau perusahaan yang disampaikan kepada pengelola pers atau redaksi media guna dipublikasikan. Bila mengacu pada definisi ini maka materi yang disajikan dalam press release sebenarnya tidak berbeda jauh dengan berita. Begitu juga teknis penulisannya. Menulis siaran pers sebenarnya tidak berbeda jauh dengan menulis berita. Untuk itulah, sebelum menulis press release, ada sejumlah hal yang harus diketahui oleh penulis, yakni:
- Menguasai materi yang ingin disampaikan
- Menguasai teknis penulisan
- Mengerti nilai berita
Dalam menulis siaran pers, rumus utama yang harus selalu ada yaitu 5 W + 1 H. 5 W yang dimaksud ini adalah: what, when, where, who, dan why. Adapun H yang dimaksud adalah how. Jadi, pada saat hendak menginformasikan sesuatu dalam bentuk tulisan, penulis harus bisa memastikan terlebih dahulu apa yang hendak ditulis. Apa pesan utamanya dan apa judul tulisannya. Selanjutnya, tulisan dilengkapi dengan informasi pendukung tentang lokasi (di mana), waktu (kapan), serta narasumber (siapa). Khusus tentang penentuan narasumber ini, penulis press release dituntut untuk jeli.
Narasumber yang dicantumkan dalam press release bisa atas nama lembaga dan bisa juga pejabat yang akan ditunjuk memberikan keterangan pada saat jumpa pers diselenggarakan. Untuk kepentingan praktis, penyebutan dua narasumber dalam satu siaran pers boleh saja dilakukan.
Hal yang tak kalah penting dalam menulis press release adalah penjelasan tentang alasan (why). Press release biasanya berisi informasi seputar pemberitahuan hal-hal terbaru yang hendak dijelaskan oleh suatu organisasi. Hal terbaru ini bisa terkait dengan kebijakan, rencana tindak, koreksi atas informasi yang sebelumnya sudah beredar, klarifikasi atas isu atau berita, hingga sekadar mengenalkan suatu produk atau program baru. Nah, informasi yang disajikan kepada pers akan terasa hambar jika materi tulisan tidak menjelaskan aspek why. Sebab, aspek inilah yang biasanya ditunggu oleh para pekerja media yang akan mengikuti jumpa pers.
Untuk menghasilkan press release yang layak muat, sebaiknya press release ditulis tak ubahnya sebuah berita langsung sebagaimana yang banyak dipraktikkan oleh wartawan. Gaya menulis berita langsung atau straight news ini merupakan gaya menulis dengan piramida terbalik (inverted pyramid). Disebut demikian, karena susunan tulisannya menempatkan informasi utama atau paling penting di awal tulisan. Dengan cara ini, diasumsikan pembaca sudah mampu mengetahui isi press release secara keseluruhan meskipun hanya membaca paragraf pertamanya. Susunan tulisan dalam press release merupakan piramida terbalik. Secara berurutan, penyajian tulisan dalam press release adalah berurutan dimulai dari: judul, lead 1 (awalan berita), lead 2, penjabaran isi materi, latar berita, dan kemudian ditutup dengan rangkuman.
Mengacu pada bagan di atas, materi informasi yang dirumuskan dengan 5 W + 1 H harus dipaparkan pada blok utama informasi. Ini bertujuan agar tulisan tersebut mendapatkan perhatian maksimal dari pembaca. Guna menarik perhatian pembaca, pilihlah lead atau awalan berita yang menarik. Untuk penulisan press release, lead sebaiknya berita hal terbaru yang hendak disampaikan oleh organisasi bersangkutan. Lead tak ubahnya sebuah kail atau pancingan. Dengan lead yang baik, maka pembaca akan terpancing untuk membaca paragraf pertama, kedua, ketiga, dan selanjutnya. Karenanya, lead mempunyai 2 (dua) tujuan utama yaitu:
- Menarik pembaca untuk mengikuti materi informasi yang disajikan
- Membuka dan membuat jalan agar informasi bisa tersaji dengan lancar
Dari sekian jenis lead untuk penulisan berita, setidaknya ada 1 jenis lead yang bisa dipakai untuk menulis press release yakni lead ringkasan. Lead ringkasan ini sama dengan lead yang biasa dipakai untuk menulis berita keras (hard news). Dengan lead jenis ini, yang ditulis cukup inti informasinya dan selanjutnya keputusan untuk membaca informasi tersebut secara utuh ada di tangan pembaca. Lead jenis ini biasanya digunakan pada saat materi informasinya kuat dan menarik sehingga pembaca akan langsung tergerak untuk membaca materi secara utuh. Contohnya adalah sebagai berikut:
Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memperketat pemblokiran situs porno mulai 1 Mei 2011 mendatang. Kebijakan ini diambil karena masih ada sejumlah situs porno yang masih bisa diakses pengguna internet di Indonesia.
Varian Press Release
Untuk kepentingan praktisnya, press release memiliki sejumlah varian yakni:
Release Penelitian
Dikeluarkan pada saat hendak mengumumkan hasil penelitian. Agar pemahaman pembaca optimal, release jenis ini harus dilengkapi dengan press kit yang berisi: laporan penelitian, intisari hasil penelitian maksimal 2 halaman, 2-3 foto, serta komentar ahli yang dinilai memiliki kompetensi.
Release Reaksi
Release ini merupakan cara jitu untuk memblow-up isu di media massa. Release jenis ini biasanya sangat singkat dan disebarkan ketika berita baru mulai berkembang dan informasinya berisi reaksi lembaga yang bersangkutan.
Release Kegiatan Event
Release ini berisi informasi yang singkat dan padat mengenai apa dan mengapa aksi atau event dilakukan.
Wildan Hakim
Sub Proffesional Mass Communication for PR, KMP PNPM Mandiri Perkotaan
Komentar
Posting Komentar